Sebelum melangkah pada pembahasan
tentang pelaksanaan teknik discovery, berikut penulis jelaskan istilah discovery
yang berarti penemuan atau inquery yang berarti mencari, para ahli
terbagi pada dua pendapat, yaitu:
1.
istilah-istilah discovery
dan inqueri dapat diartikan dengan membuat yang sama dan digunakan
saling bergantian atau pada pengertian yang sama dan digunakan saling
bergantian atau keduanya sekaligus;
2.
sekalipun secara umum
menunjukkan pada pengertian yang sama tetapi pada hakikatnya keduanya berbeda.
Pengajaran discovery harus
meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan
proses-proses discovery inquery dibentuk dan meliputi discovery secara
lebih banyak lagi. Dengan kata lain inquery adalah suatu perluasan
proses-proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa.
Sebagai tambahan pada proses-proses discovery "inquery" mengandung
proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
problem sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, jujur,
hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya (Moh. Amien).
Dalam pelaksanaannya, Moh. Amien
menjelaskan bahwa discovery mempunyai 6 tingkatan belajar sebagai
berikut :
1.
Tingkat discovery penuh;
2.
Tingkat penggerakkan
pada pemikiran anak seperti diusahakan untuk menemukan generalisasi;
3.
Tingkat pembinaan instruksi,
yang pelaksanaannya diserahkan pada anak;
4.
Guru mengemukakan
sejumlah persoalan, diajukan pertanyaan pada anak agar anak mencari dan
merumuskan generalisasi, spesifikasi;
5.
Tingkat pengarahan guru
memberikan suatu pengarahan tentang suatu generalisasi, anak dimana mencari
contoh-contoh ataupun pemecahan masalah sendiri;
6.
Tingkat pengarahan
seperti pada orang dewasa, guru memberikan generalisasi, tanpa pendalaman,
penguraian, latihan dan sebagainya
Adapun langkah-langkah pelaksanaan discovery
inquery, Hamalik (1986: 103) menjelaskan sebagai berikut :
1.
Merumuskan masalah
dengan kegiatan-kegiatan berikut.
a.
Menyadari adanya suatu
masalah.
b.
Menjadikan masalah
tersebut sebagai suatu jawaban yang bermakna atau memiliki makna tertentu.
c.
Menyediakan masalah tersebut sebagai sesuatu yang mengarahkan
pemecahannya.
2.
Mengembangkan suatu jawaban tentatif dalam perumusan masalah atau
hipotesis, dengan kegiatan-kegiatan berikut.
a.
Menentukan pengajaran dan pengklasifikasian.
b.
Menentukan hubungan antara berbagai kemungkinan jawaban satu dengan yang
lainnya
c.
Menyusun pernyataan hipotesis.
3.
Menguji jawaban tentatif dengan kegiatan-kegiatan berikut.
a.
Merakit buku-buku dengan cara mengidentifikasi bukti-bukti yang
dibentukkan, dengan mengklasifikasikannya.
b.
Menyusun bukti-bukti yang ada, dengan cara menerjemahkannya,
menafsirkan, dengan mengklasifikasikannya.
c.
Menganalisis bukti-bukti dengan cara mencari hubungan yang satu dengan
yang lainnya.
4.
Mengembangkan suatu kesempatan dengan kegiatan-kegiatan berikut.
a.
Merumuskan pola-pola dengan hubungan yang bermakna.
b.
Merumuskan kesimpulan secara jelas.
5.
Melaksanakan kesimpulan data atau pengalaman-pengalaman melalui
kegiatan-kegiatan berikut :
a.
Menguji kesimpulan dengan bukti-bukti yang baru.
Membuat kesimpulan-kesimpulan berdasarkan
pengujian tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar